Minggu, 26 Agustus 2012

Long Live King Kenny

"Bill Shankly jarang membuat kesalahan. Tapi saat seorang anak sekolah berusia 15 tahun berambut pirang datang ke Anfield untuk melakoni tes, dia membiarkan seorang pemain bola yang kemudian membawa Liverpool menjadi sebuah tim yang memenangi double terlepas dari genggamanya."

Kala itu Agustus 1966, Inggris baru saja memenangi Piala Dunia dan Shankly tengah membangun dinasti yang membuat Liverpool menjadi salah satu klub paling sukses sepanjang sejarah sepak bola Inggris.  Anak remaja itu bermain dalam satu game, bagi tim B melawan Southport Reserves di Liga Lancashire. The Reds menang 1-0, tapi anak tersebut diminta pulang ke rumah dan tidak mendengar kabar apapun.
Potongan koran Liverpoolecho
yang memberitakan transfer
Kenny Dalglish ke Liverpool

Beberapa tahun kemudian saat Shankly melihat anak itu bermain, dia marah lalu menyalahkan orang lain di klub karena tidak merekrutnya lebih awal. Hal ini terjadi 11 tahun kemudian setelah tes tersebut, pemain muda itu bergabung dengan Liverpool, tapi saat itu sang pemain sudah memiliki reputasi internasional dan dia menyebabkan pengganti Shankly, Bob Paisley, dan kubu The Reds mesti membayar 440 ribu pound, sebuah rekor transfer tertinggi di Inggris kala itu. Nah nama anak itu adalah "Kenneth Mathieson Dalglish" atau lebih populer dikenal sebagai Kenny Dalglish.

Dalglish besar sebagai pendukung Glasgow Rangers. Meski lahir di Dalmarnock, East End Glasgow, pada 4 Maret 1951, dia dibesarkan di Docklands Govan, hanya sepelemparan batu dari Ibrox.

Karir sepak bolanya diretas bersama tim sekolah dasar Milton Bank. Lantas dia bergabung dengan tim U-15 Scottish Schoolboy. Ia bercita-cita bergabung dengan idolanya di Rangers. Tapi tak pernah mendapat panggilan. Dia pun mencoba tes di West Ham serta di Liverpool, tapi tak lolos jug. Dan jadinya Daglish, anak seorang mekanik Protestan, bermain bagi klub Katolik Glasgow Celtic.

Butuh waktu tiga tahun bagi Dalglish untuk masuk tim utama. Saat itu Celtic bukan saja tim teratas di Glasgow, mereka menjadi tim Inggris Raya pertama yang memenangi Liga Champions, mengalahkan klub raksasa Italia Internazinale. Di musim 1972/1973 Dalglish bermain sebagai striker, adalah penembak jitu terkemuka bagi Celtic dengan torehan 41 gol di semua level kompetisi. Dan ciri khas Dalglish melindungi bola dengan membelakangi gawang muncul. Hal semacam itu merupakan skill Dalglish dalam mempertahankan bola.

Grame Souness (kiri),Alan Hansen berada satu tim di Liverpool
saat memenangi  Charity Shield setelah mengalahkan Arsenal
3-1 di Stadion Wembley 1979.
Beberapa tahun kemudian mantan bek Arsenal dan timnas Irlandia, David O'Leary  menggambarkan usaha untuk merebut bola dari kaki Dalglish merupakan hal yang mustahil. "Dia mengangkangi bola, kaki terpentang dan sikut mencuat," tutur O'Leary, "Dari sudut manapun anda datang, Anda hanya mendapati punggungnya di depan wajah anda."

Dia pun memperkuat timnas Skotlandia selama enam tahun, debutnya sebagai pemain pengganti saat menundukan Belgia 1-0 pada November  1971. Dalglish tampil di Piala Dunia 1974 di Jerman Barat, sayang Skotlandia mesti tersisih di babak penyisihan grup, meski mereka tak terkalahkan.

Saat musim semi di tahun 1977, dia mencetak gol kemenangan Skotlandia 2-1 atas Inggris di Stadion Wembley dan para fan Tartan menyerbu masuk ke lapangan dan merobohkan tiang gawang saat pertandingan selesai sebagai selebrasi atas kemenangan ini.

"Bergabung Dengan Liverpool"
Dalglish menikmati kesuksesan bersama Celtic. Ada lima gelar juara Liga Skotlandia, empat Piala Skotlandia, satu Piala Liga Skotlandia dan mengoleksi 167 gol. Tapi itu belum cukup baginya, dia ambisius dan butuh sebuah tantangan baru. Liverpool baru saja memenangi Liga Champion, mengalahkan Borussia Moenchengladbach 3-1 di Roma, Namun bintang mereka Kevin Keegan, hengkang dan bergabung dengan klub Bundesliga Jerman, SV Hamburger.

Dalglish dipilih untuk menggantikannya, Bob Paisley yakin Anfield membuat kesalahan dengan melepasnya semasa kanak-kanak. Tapi kubu The Kop masih belum yakin. Bagi mereka, Keegan dipandang bak seorang dewa. Terlebih lagi, Dalglish dipercaya mengenakan kostum nomor 7, nomor yang sebelumnya digunakan Keegan.

Alan Hansen (kiri), Kenny Dalglis, dan Graham Souness saat meraih
trofi Milk Cup di tahun 1984.
Dalglish segera membungkam para peragunya, setelah mencetak gol dalam debut liganya bersama The Reds di Middlesbrought. Dia pun mencetak dalam debutnya di Anfield saat menjamu Newcastle. Musim pertamanya di Liverpool terbilang sukses dengan torehan 30 gol, termasuk satu dalam partai final Liga Champion dimana The Kop mempertahankan trofi setelah menang 1-0 atas Bruge di Stadion Wembley.

Apakah Dalglish lebih baik dari Keegan? Veteran Liverpool, Tommy Smith, yang bermain bersama keduanya tak meragukan hal itu. "Dalglish merupakan pemain yang lebih bagus," tuturnya. "Talentanya berasal dari surga."

Dan Paisley secara sederhana mengatakan : "Dari semua pemain yang pernah bermain bersama saya, diarahkan dan saya latih selama 40 tahun lebih di Anfield, Dalglish merupakan pemain yang paling bertalenta."

Apa yang dipahami Dalglish lebih bagus dari striker kebanyakan adalah ruang. Dia bisa menahan bola, kadang begitu lama sehingga kelihatannya momen begitu saja berlalu, tapi lantas ia seperti melihat sesuatu celah dan mengirimkan umpan terobosan yang sempurna. Kenudian, perannya berkembang dari seorang pencetak gol menjadi pembuat gol, dia menampilkan pengertian nyaris telepatik dengan Ian Rush. Striker asal Wales in, pemegang rekor pencetak gol di Piala FA dan Piala Liga, mengatakan soal dalglish: "Sya hanya berlari dan tahu bola akan menghampiri saya."

Era Dalglish terus berkibar bersama The Kops. Liverpool mempertahankan gelar juara Liga Inggris di musim 1979/1980, memenangi Piala Liga berturut-turut antara 1980-81 dan 1983-84, mereka juga memenangi Liga Inggris di musim 1981/82, 1982/83, 1983/84. Mereka pun memenangi dua trofi Liga Champion. Dalglish merupakan jantung bagi kesuksesan The Reds ini dan menjadi Footballer of the year untuk kedua kalinya di tahun 1983 (Sebelumnya terpilih di tahun 1987). So, para Die Hard The Reds pun menabalkan gelar King atau Raja padanya sehingga dia dipanggil King Kenny.

Related Posts by Categories

2 komentar:

  1. opa kenny...!!!!we miss you.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Legend sob... Bahkan ketika dia di berhentikan sebagai Manager musim lalu sebelum di gantikan Rodgers, dia menolak pesangon yg diberikan Club, dia memberikan lagi uang itu ke manajemen untuk membeli/transfer pemain. ynwa

      Hapus